Kamis, 31 Maret 2011

Justin Bieber, Berhala Baru Remaja KurangIman

Bulan April, Justin Bieber katanya mau konser di
Indonesia. Gimana reaksi kamu sebagai remaja
mendengar berita ini? Heboh, jingkrak-jingkrak
kegirangan kayak orang kesurupan, nangis
terharu, bersikap lebay atau malah biasa aja alias
gak terpengaruh?
Beragam reaksi remaja mendengar kabar si Justin
mau datang. Reaksi ini terjadi adalah efek dari
pemahaman remaja akan sesuatu dalam hal ini
adalah memahami siapa si Justin ini sebenarnya.
Bila yang ada di benaknya sosok cowok ganteng
yang lincah dan bersuara seksi, maka secara
otomatis kamu sebagai remaja cewek akan
berteriak histeris kegirangan. Beda lagi bila yang
ada dalam pemahaman kamu tentang cowok
yang satu ini adalah sosok remaja belasan tahun
yang menjadi korban industry music di era
kapitalis, maka yang muncul adalah sikap kasihan.
Ya …anak seusia itu sudah dieksploitasi demi
gemuknya kantong para pemodal dan menjadi
berhala baru di era yang katanya modern ini.
Fenomena Justin Beiber bisa menjadi berhala di
dunia ini. Berhala? Bukankah si Justin tidak
disembah? Berhala bukan untuk disembah saja
tapi juga termasuk ke dalam kategori untuk
diikuti, diidolakan hingga ditangisi secara histeris
sebagaimana para fans itu ke idolanya. Padahal, si
Justin kenal juga enggak dengan kamu dan para
remaja lain. Trus ngapain juga pake acara teriak-
teriak histeris bahkan sampai ada yang menangis
dan pingsan? Biasanya ini adalah reaksi yang
muncul bila para remaja merasa ‘excited’ yang
berlebihan. Bahkan banyak juga remaja cewek
yang kepingin banget bisa dapat kesempatan
untuk mencium atau dicium oleh si Beiber ini.
Yucks!
....Sobat muda muslim, nyadar donk! Untuk
apa kamu melakukan kehisterisan semacam
itu hanya untuk cowok non muslim
bernama Justin Bieber?...
Sobat muda muslim, nyadar donk! Setiap
perbuatan itu selalu ada pertanggungjawabannya
kelak di akhirat. Apa jawaban yang bakal kamu
sodorkan bila ada pertanyaan, untuk apa kamu
melakukan kehisterisan semacam itu hanya untuk
cowok non muslim bernama Justin Bieber?
Nggak usah nunggu ditanya di akhirat, sekarang
aja coba kamu jawab dan renungkan pertanyaan
tersebut di atas. Kenal juga enggak, dapat
kemanfaatan darinya apalagi. Yang ada malah
kamu sering lalai melaksanakan kewajiban karena
keasyikan mendengarkan si Beiber nyanyi plus
jejingkrakkan.
Rencana konser si Beiber di Indonesia membuat
banyak remaja seusia kamu pada berebut
membeli tiket yang harganya tak bisa dibilang
murah. Buat sodaqoh pelit tapi tak sayang
menghamburkan uang untuk beli tiket si Beiber.
Aneh! 10 ribu tiket seharga 500 ribu hingga satu
juta terjual langsung ludes dalam beberapa hari
saja. Calon penonton yang ngantri pun berjubel
jauh hari demi mendapatkan selembar tiket untuk
nonton si Justin.
Coba bandingkan dengan acara lain semisal
bedah buku, seminar, atau training keislaman,
para remaja pada ogah datang. Boro-boro mau
bayar mahal, udah gratis saja masih tetap jarang
yang mau datang. Memang sih, yang namanya
surge itu lapang. Sebaliknya, yang namanya
neraka itu berjubel penuh penghuninya. Hampir
mirip dengan fenomena acara keislaman versus
maksiat. Tergantung kamu sendiri wahai remaja,
untuk pintar-pintar memilih tujuan mana yang
akan kamu tuju.
Remaja cerdas so pasti pilih acara yang
berkualitas demi meningkatkan iman dan takwa,
bukan sebaliknya. Jadi, udah deh gak usah ikut-
ikutan demam si Beiber. Dia gak bisa
menyelamatkan kamu dari panasnya siksa neraka
kok. Rugi berat deh!
Sumber: voa-islam.com

Konspirasi Zionis Dalam Perfilman di Indonesia:Bagian Dari Media Penikam Islam di Layar Lebar

Pornografi and Undermind Control
Eksodus film-film tak seronok juga patut kita
cermati. Kalau anda melihat film-film asing,
hampir di setiap penayangannya menyisipkan
dua hal: kalau tidak adegan ranjang pasti ada
kecupan. Dulu kita mengenal film Basic Instinct,
di Indonesia muncul Jacarta Undercover. Dulu
ada film Scary Movie, di Indonesia Tukang Jamu
Gendong berubah menjadi hantu cabul. Di
Amerika ada film Setan berpakaian rok mini. Di
Indonesia? Tidak usah saya sebut namanya,
hampir berjumlah ratusan. Selain judulnya
menggelikan, semakin menambah rasa malu
kita sebagai umat.
Dan kita bisa lihat dari mulai adegan cium saja,
kini film Indonesia ikut-ikutan mengadopsi.
Sebut saja film 18+, Virgin, bahkan di film
Cokelat Stroberi, laki-laki sesama laki-laki
berciuman. Dalihnya trademark.
Pertanyaannya kemudian adalah kenapa
pornografi yang dipilih? Karena zionis tahu betul
efek pornografi memiliki tingkatan yang lebih
mengkhawatirkan ketimbang narkoba.
Bayangkan dampak dari pornografi bisa
menimbulkan visualisasi tayangan ke dalam
otak anak dalam jangka waktu sangat lama.
Otak adalah satu-satunya sistem yang kuat
mengakomodir optimalisasi imaji anak yang
melekat dalam jangka cukup panjang dan
mendalam. Ekses dari hal ini adalah bahwa otak
manusia akan berada di bawah kontrol yang
mampu menghancurkan konsentrasi. Seorang
pecandu pornografi minimal mesti mengikuti
program rehabilitasi minimal 18 bulan.
Dalam seminar mengenai dampak pornografi
terhadap kerusakan otak di Jakarta 2/3/2009, ahli
bedah syaraf dari Rumah Sakit San Antonio,
Amerika Serikat, Donald L. Hilton Jr, MD pernah
mengatakan bahwa adiksi (kecanduan)
mengakibatkan otak bagian tengah depan yang
disebut Ventral Tegmental Area (VTA) secara
fisik mengecil. Adiksi apa kemudian yang
mengkhawatirkan? Adiksi pornografi.
Pornografi, lanjut Donald Hilton, mampu
menciptakan perubahan konstan pada
neorotransmiter dan melemahkan fungsi
kontrol.
Rupanya, ini yang membuat orang-orang yang
sudah kecanduan tidak bisa lagi mengontrol
perilakunya. Kondisi itu, tidak terjadi secara
cepat dalam waktu singkat namun melalui
beberapa tahap yakni kecanduan dengan
ditandai dengan tindakan sederetan tingkah
impulsif, ekskalasi kecanduan, desensitisasi dan
akhirnya penurunan perilaku.
Apakah pornografi yang dimaksud hanya
berlaku pada film full porno? Sayangnya tidak!
Gambaran, adegan, kisah dalam film-film
bioskop Indonesia yang menampilkan atris-artis
berpakaian mini, komedi seksi, juga turut
mempengaruhi fungsi mendalam dari otak
manusia.
Menurut Kepala Pusat Inteligensia Departemen
Kesehatan, dr Jofizal Jannis, menyatakan bahwa
sistem otak bersifat adaptif dan fleksibel. Inilah
kecanggihan otak. Ia mampu menerima info
positif dan negatif yang pada akhirnya menjadi
manifestasi pada pembentukan perilaku dan
karakteristik seseorang.
Kondisi inilah yang memang merupakan salah
satu taktik zionis. Mereka ingin bahwa remaja
Indonesia secara pemikiran sudah dibawah
kontrol. Undermind control itulah yang
menemukan caranya melalui pornografi. Film
berubah menjadi sebuah tayangan kepada
transfer ideologi. Dari sobekan tikek menjadi
inflitrasi. Pornografi bukan sekedar hiburan,
pornografi adalah nilai.
Makanya itu tak heran kita melihat bagaimana
LSM-LSM asing sangat bergelora jika sudah
bicara memberi dukungan terhadap invasi film
porno dengan dalih Hak Asasi Manusia dan
kebebasan berekspresi.
Film Porno Berbaju Hak Perempuan
Berkaca daripada itu, minimal ada dua film
bergenre mesum-ideologis yang menwarnai
hingar bingar dalam pentas perfilman Indonesia
modern. Pertama sebuah film berjudul “Mereka
Bilang Saya Monyet”. Film ini, film posmo.
Berangkat dari Novel karangan Djenar Maesa
Ayu, aktris kondang yang tak lain kerap
menelurkan kisah beraroma feminisme dan
seronok. Novel ini ingin mendebat arti moralitas
sesungguhnya.
Karenanya, alih-alih ingin mengangkat hak
perempuan, film ini justru banyak menampilkan
adegan tidak senonoh. Sekalipun demikian,
entah alasan apa yang membuat Lembaga
Sensor Film justru meloloskan film ini, bahkan
film yang dirilis desember 2007 tersebut
menerima tujuh nominasi sekaligus pada ajang
Festival Film Indonesia 2008. Empat diantaranya
berhasil memenangkan berbagai kategori yang
ditawarkan, termasuk Aktris Terbaik untuk Titi
Sjuman.
Selain itu, film dengan bungkus feminisme
namun bermaterikan pornografi juga diangkat
lewat Film “Perempuan Punya Cerita”.
Sebenarnya film yang diproduksi Kalyana Shira
ini merupakan kumpulan 4 film pendek tentang
perempuan Indonesia dari segala umur dan
kehidupan. Tentunya, dengan mengambil angle
sebuah kisah penindasan perempuan, film ini
menggiurkan bagi aktifis feminis untuk
mengangkat hak-hak perempuan.
Film berjudul Cerita dari Jogjakarta, misalnya.
Alih-alih memberikan pelajaran bagi remaja,
film ini justru mempertontonkan seorang siswi
diperebutkan dan dihamili oleh empat remaja
sekaligus. Dan menariknya untuk menentukan
siapa yang harus bertanggung jawab, nasib
sang perempuan dipertaruhkan hanya lewat
sebuah undian. Naudzubillah.
Kalau sudah begini, logikanya ia hanya
menampilkan fakta sekaligus menampilkan
blunder. Dalam Islam, fakta porno, tidak boleh
ditampilkan, apalagi mau dijadikan keteladanan.
Kiprah Zionis Dalam Memberi Dukungan
Pendanaan film-film seksualitas sebenarnya
tidak dilakukan oleh bangsa sendiri. Minimal ada
back up dari dana asing untuk menyuburkan
film-film tersebut. Kasus ini terjadi pada
pegelaran Q! Film Festival, sebuah tragedi
bernama festival film homo yang pertama kali
terjadi di Negara mayoritas muslim ini. Terakhir,
acara ini dilaksanakan pada tanggal 24
september 2010.
Bahkan, jika anda masuk ke website Q Film
Festival http://www.q-munity.org, anda akan
langsung terkejut karena festival ini rupanya
sudah berlangsung sembilan tahun di Jakarta.
Sampai-sampai menurut salah satu harian,
Festival ini menjadi bagian dari bianglala
kehidupan urban Jakarta sekaligus sebagai aset
penting agenda kesenian yang seharusnya
menjadi kebanggaan Ibu Kota.
Acara Q! Film Festival pada tahun 2010 yang
terlaksana di Goethe Institut Jakarta, sempat
dikecam oleh Front Pembela Islam (FPI).FPI
mengatakan bahwa penyelenggaraan festival ini
meresahkan masyarakat yang notabene
mayoritas muslim. FPI kemudian melayangkan
gugatan dan hendak membubarkan pergelaran
mesum tersebut jika tidak dihentikan.
Namun rupanya, meski mendapat protes keras
dan ancaman pembubaran, panitia acara festival
film Q tetap tak bergeming. Mereka bersikeras
melanjutkan kegiatan sesuai jadwal kendati
kecaman datang dari berbagai pihak. Bahkan,
Komnas Perempuan melalui rilisnya
menyatakan bahwa tudingan FPI justru salah
alamat.
"Acara ini tidak ada hubungannya dengan
moralitas.Demi kepentingan kehidupan
bernegara yang menjujung tinggi hukum,
HAM,dan Demokrasi, Komnas Perempuan
menghimbau agar setiap pihak membuka
ruang dialog yang santun dan beradab"ungkap
mereka.
Uniknya,dukungan terhadap acara tersebut
tidak saja menjadi monopoli Komnas
Perempuan. Tercatat sederetan lembaga
pembela hak-hak atas nama perempuan dan
kebebasan berekspresi bersuara lantang ikut
melontarkan pernyataan sikap. Mereka
menekankan kalau Q! Film Festival merupakan
festival seni yang menyajikan informasi dan
karya seni tentang fenomena keberagaman
manusia.
Jadi tidak ada hubungannya dengan moralitas.
Kesamaan visi dan tujuan itulah yang
mengantarkan mereka merapatkan barisan
membela Festival Film thoghut itu dalam wadah
bernama Q-Community. Dari sekian Lembaga-
lembaga itu tercatat nama-nama seperti Goethe-
Institut,Centre Culturel Francais, Erasmus Huis,
Dewan Kesenian Jakarta (Kineforum),Subtitles,
KONTRAS,Arus Pelangi, Gaya Nusantara,
Komnas HAM,Komnas Perempuan, Jurnal
Perempuan,Kartini Asia Network, Perempuan
Mahardika,Institut Ungu,Ardhanary Institute,
Institut Pelangi Perempuan,GWL–INA, Institute
for Defense Security and Peace Studies (IDSPS),
Ratna Sarumpaet Crisis Center, Human Rights of
New York dan Berlin Film Festival.
Dari sini kita bisa melihat sederetan lembaga
asing dalam mendukung pelaksanaan Q! Film
Festival. Kiprah institusi tersebut menjadi motor
penggerak acara berskala internasional ini, baik
dalam bidang pendanaan, promosi, sampai
pembelaan. Sutradara Festival, John Badalu,
sendiri mengakui kalau pendanaan festival film
ini berasal dari kelompok-kelompok asing.
"Pendanaan festival film ini berasal dari
kelompok-kelompok asing. Kami memutar film
di pusat-pusat asing. Kelompok radikal tidak
akan berani menyerang kita. Jika mereka
melakukannya, ini sama saja menyerang
negara asing,"ujarnya.
Peran LSM-LSM atau Yayasan Internasional
untuk menggalang karya-karya Film anak
bangsa memang bukan barang baru.Film
Perempuan Berkalung Sorban yang dirilis
Januari 2009 adalah satu kasus tertentu.Film
yang hadir lewat garapan sutradara Hanung
Bramantyo ini bahkan sudah didanai oleh Ford
Foundation sejak masih berwujud novel.
Ford Foundation memang terkenal gencar
merekrut anak-anak muda kreatif Indonesia.
Para sineas muda yang ingin mengangkat film-
film seputar seksualitas, keseteraan gender,
kearifan lokal, dan lain sebagainya akan
diberikan suntikan dana segar dalam proses
pembuatannya.
Namun,kendati tetap berkilah mereka mengaku
sebagai organisasi Nirlaba, namun Ford
Foundation memliki aset yang cukup
menggiurkan. Menurut Wikipedia, cadangan
devisa lembaga yang berpusat di New York ini
mencapai US$ 13.7 dan US$ 530 juta
diantaranya dalam bentuk hibah. Dari sinilah
kemudian mereka menyebarkan misinya
melalui proyek film-film sarat ideologis kufar ke
berbagai negara.
Selain membiayai Film PBS, Perempuan Punya
Cerita,Lembaga mantel zionis ini juga
membiayai film pembelaan terhadap hak waria
berjudul Working Girls(Perempuan Pencari
Nafkah).Dalam salah satu segmen dalam film
ini berjudul Ulfie Pulang Kampung. Bercerita
tentang perjalanan seorang waria dalam dua
kehidupan,kisah ini ingin membawa penonton
melihat waria dan pengidap AIDS dari perspektif
berbeda.Karena itu tak heran, bukan mengajak
sang waria untuk bertaubat, film arahan Daud
Sumolang dan Nitta Nazyra C. Noer ini malah
mempopulerkan penggunaan kondom agar
para waria terhindar dari penyakit AIDS.
Ford Foundation sebenarnya tidak bekerja
sendiri di Indonesia, dalam mengkampanyekan
isu feminisme, kesetaraan gender, hingga
homoseksualitas. Tercatat organisasi yang kini
dipimpin bekerjasama dengan Human Rights
Watch New York.
Human Rights Watch of New York sendiri
adalah salah satu lembaga humanisme sekular
yang berpusat di New York. Salah satu rekam
jejaknya erlihat saat mereka demikian gigih
dalam membela pergelaran Q! Film Festival di
Indonesia, termasuk juga ketika membela
Ahmadiyah baru-baru ini.
Tantangan Bagi Umat Muslim
Dengan gejala ini, umat muslim harus
waspada. Konspirasi kaum zionis dalam dunia
perfilman mesti disikapi dengan bagaimana
setiap umat membentengi keluarga dengan
akidah dan tauhid yang lurus. Terbukti film
memakai label Islam pun tidak juga bertujuan
untuk syiar dakwah.
Tentu ini bukan berarti kita tidak boleh berkreasi.
Islam menghargai kreativitas manusia,namun
kita juga jangan pernah lupa bahwa ada
kaidah-kaidah syar'i yang harus menjadi dasar
tiap manusia menelurkan gagasannya. Terlebih
saat ini sistem Dajjal sedang berdiri
membangun kekuatannya melalui invasi
perfilman dunia.
Semoga kita selalu diberikan penerangan oleh
Allah untuk bisa mengendus misi mereka,
walau mereka berdalih:"ini film Islam kok,
kebebasan berekspresi kok, demi toleransi umat
beragama kok."
Ya Allah lindungilah keluarga kami dari fitnah
akhir zaman. Dimana sesuatu yang baik
dikatakan buruk, dan keburukan dilapisi dengan
dalih kebenaran. Ya Rabb hanya kepadaMu lah
kami bergantung. Hanya kepadaMu lah kami
memohon ampun dan pertolongan.
Wallahu'alam bishshawab.
Sumber:www.eramuslim.com

Rabu, 30 Maret 2011

Metode Penyesatan dan Pemurtadan dunia Pendidikan Indonesia

Suburnya aliran sesat di luaran (di masyarakat
umum) bisa diketahui orang. Namun suburnya
penyemaian dan propaganda kesesatan lewat
jalur resmi dalam pendidikan tinggi Islam se-
Indonesia, banyak yang tidak bisa diketahui
umum. Padahal justru lebih sangat berbahaya
pula.Itu artinya, ada jalur-jalur yang ditempuh:
1. Aliran sesat di luaran (di masyarakat umum,
bukan di tempat-tempat pendidikan resmi)
dipelihara secara malu-malu, dan tempo-
tempo pura-pura digebug sebagai alat
pelayanan terhadap ummat Islam, nantinya
dibiarkan lagi dan bahkan dirangkul.
2. Kesesatan yang di dalam jalur structural
diimpor dari orang kafir ataupun murtad
(dengan cara menyekolahkan para dosen
IAIN dll untuk belajar“Islam” ke negeri-negeri
kafir di Barat) kemudian dipelihara dan
disebarkan secara sistematis lewat perguruan
tinggi Islam se-Indonesia dengan kurikulum
seragam dari Departemen Agama RI.
Kemudian ketika diprotes umat (karena tadinya
sebelum tahun 1980-an kurikulumnya berpijak
pada Ahlus Sunnah alias tunduk kepada dalil
ayat Al-Qur’an dan hadits, tapi kemudian diubah
menjadi Mu’tazilah dengan meninggikan atau
mendahulukan akal dibanding naql/wahyu oleh
Harun Nasution pemimpin IAIN Jakarta alumni
Mc Gill Canada atas pengaruh Mukti Ali Menteri
Agama) maka sudah ada jawabannya yang
praktis, yaitu sekarang Departemen Agama
(Kementerian Agama) sulit untuk mengubah
kurikulum itu kembali ke Ahlus Sunnah, karena
masing-masing perguruan tinggi Islam sudah
berdiri secara otonomi. Itulah sebuah
permainan, semula sengaja diubah menjadi
Mu’tazilah.
Setelah berubah dan bahkan sampai jadi liberal
dan bahkan pluralism agama alias menyamakan
semua agama (yang bahasa Islamnya kurang
lebih adalah kemusyrikan baru), lantas ada
suara-suara mengkritik, agar dikembalikan ke
yang semula yakni Ahlus Sunnah, maka
mereka beralasan bahwa kini sulit karena sudah
otonomi masing-masing perguruan tinggi
Islam. Permainan itu hanyalah untuk menutupi
belaka, dalam rangka memain-mainkan agama
Islam diarahkan kepada liberal alias bebas, yakni
merelatifkan kebenaran Islam dianggap relative
sama dengan agama-agama lain.
Semua itu dicekokkan kepada para mahasiswa,
yang pada hakekatnya adalah pemusyrikan
baru alias pemurtadan. Namanya masih
perguruan tinggi berlabel Islam, namun isinya
justru merusak Islam, dari tunduk kepada
wahyu menjadi tunduk kepada hawa nafsu
mereka. Benar-benar pendidikan yang berlabel
Islam namun hakekatnya pendidikan untuk
menjadikan hawa nafsu (mereka sebut akal)
sebagai tuhannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala
Maha Tahu atas kejahatan mereka yang dalam
bayang-bayang kekafiran tingkat dunia ini.
3. Apakah benar-benar otonomi? Belum tentu.
Buktinya, sejak ditulis buku berjudul Ada
Pemurtadan di IAIN (se-Indonesia) oleh Hartono
Ahmad Jaiz tahun 2005, kemudian Ummat
Islam secara serempak tampaknya tidak
berminat memasukkan anak-anaknya ke
Fakultas Ushuluddin di manapun di perguruan
tinggi Islam: IAIN, UIN, STAIN, STAIS dan
semacamnya. Lalu tampaknya para pengelola
perguruan tinggi itu cari akal dengan aneka cara.
Belakangan, sampai ada yang dengan cara
mengganti nama Ushuluddin itu dengan nama
Da’wah, namun muatannya adalah Ushuluddin
yang telah dinilai bahaya oleh masyarakat itu,
dan mahasiswanya diberi bea siswa dari
Kementerian Agama. Sehingga Ushuluddin
yang sudah tidak diminati oleh masyarakat itu
cukup diubah namanya, dan bahkan diberi
kucuran dana dari Kementerian Agama, maka
mahasiswanya pun banyak jumlahnya.
Apakah itu bukan merupakan pengelabuhan
terhadap Ummat Islam oleh lembaga pusat
yang menguasai IAIN, UIN, STAIN, dan STAIS?
Dan apakah pengumpulan dosen-dosen IAIN dll
se-Indonesia sejumlah 165-an orang pertahun
yang konon didanai oleh The Asia Foundation
atau lembaga kafir semacamnya lewat
Kementerian Agama selama ini bukan
merupakan bukti bahwa IAIN, UIN, STAIN dan
semacamnya sejatinya adalah punya missi
pengkafiran sebagaimana yang dilakukan kaum
liberal di luaran?
Bahkan kaum liberal di luaran konon tidak
dikucuri dana lagi oleh The Asia Foundation
yang berpusat di Amerika, namun konon yang
lewat Kementerian Agama untuk menatar para
dosen perguruan tinggi Islam justru masih ada.
Jadi sama-sama mengadakan pengkafiran,
orang-orang liberal yang di luaran, yang dibenci
Ummat Islam karena ketahuan menyesatkan,
konon kini seret atau tidak lancer dananya dari
lembaga kafir.
Namun yang lewat dalam yakni jalur resmi
untuk pendidikan tinggi Islam di antaranya
untuk menatar para dosen IAIN dll se-Indonesia
konon masih didanai. Buktinya masih ada
penataran-penataran. Apakah itu karena
dianggap efektif dalam menyesatkan Ummat
Islam atau karena tidak mudah ketahuan oleh
Ummat, wallahu a’lam. Itu urusan
pertimbangan orang kafir dalam hal
menimbang mana yang lebih efektif dalam
mengkafirkan Ummat Islam.
4. Pengkafiran atau pemurtadan yang
diupayakan lembaga kafir internasional lewat
pusat Kementerian Agama dipersilakan
berlangsung, masih pula pendidikan tinggi
Islam itu di daerah tampaknya diintervensi pula
oleh penguasa daerah. Misalnya, ada keluhan, di
STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri)
Sumatera wilayah selatan (dengan 4.000-an
mahasiswa) ada orang yang tidak berkapasitas,
namun diangkat untuk memegang jabatan di
STAIN; lalu dia menerapkan kewajiban-
kewajiban kepada mahasiswa berupa hal-hal
yang tak layak secara Islam.
Misalnya mewajibkan hafal Barzanji, Tahlilan,
dan semacamnya untuk ujian komprehensif
sebagai syarat (harus lulus) untuk ujian skripsi.
Padahal Kitab Barzanji itu sendiri mengandung
banyak kesesatan.(lihat nahimunkar.com,
Kesesatan Kitab Barzanji, Qashidah Burdah,
dan Maulid Syarafil Anam, February 13,
20119:30 pm, http://www.nahimunkar.com/
kesesatan-kitab-barzanji-qashidah-burdah-dan-
maulid-syarafil-anam-2/)
Itulah kenyataan penyebab utama suburnya
aliran sesat di Indonesia. Jadi mereka itu bukan
hanya ada yang jago di bidang permalingan
yang disebut korupsi (ini harus dibuktikan, dan
satu dua atau lebih memang ada yang
tertangkap), namun jago pula dalam menlikung
Islam, masih mengaku Islam namun
merusaknya, sambil pura-pura menghadapi
aliran sesat.
Anehnya, sesama pembela atau bahkan
pengusung kesesatan, sering-sering saling
tuduh, dan saling tak percaya. Kadang suara
keras pun dilontarkan sesama mereka.
Misalnya, pada waktu yang lalu Gus Dur dan
Dawam Rahardjo mengecam keras
Departemen Agama RI dalam kasus Ahmadiyah
dan Nasr Hamid Abu Zayd (orang Mesir yang
divonis murtad oleh para ulama Mesir dan
Mahkamah Agung Mesir tahun 1996 karena
menganggap Al-Qur’an itu produk budaya,
kemudian ia lari ke Belanda justru dijadikan guru
besar ulumul Qur’an di antara muridnya ada
dosen IAIN dari Indonesia; dan tahun 2007
justru diundang oleh Departemen Agama RI
untuk menatar 165-an dosen IAIN dan
sebagainya se-Indonesia di Riau, Surabaya, dan
Malang; Alhamdulillah ditolak oleh MUI Riau dan
Ummat Islam Jawa Timur).
Gus Dur dan Dawam Rahardjo bukan protes
lantaran Depag mengundang Nasr Hamid, tetapi
lantaran Depag mengikuti protesnya MUI hingga
membatalkan Nasr Hamid sebagai pembicara.
Jadi hanya karena Depag mengikuti suara MUI
yang ingin membela Islam dan menghindari
pemurtadan saja sudah dikecam habis-habisan.
Padahal kalau mengikuti omongan Gus Dur,
justru lembaga-lembaga Islam pun akan rusak,
karena sampai Masjid Istiqlal pun menurut Gus
Dur, jangan hanya dikelola oleh orang Islam.
Masih dikelola oleh umat Islam saja kini sudah
mulai dirongrong secara aqidah, yaitu masjid
Istiqlal dijadikan lahan parkir acara malam tahun
baru 2008 oleh Pemda DKI Jakarta.1
Kira-kira, daripada mengikuti omongan Gus Dur
nanti lebih dikecam umat Islam, maka biarlah
sedikit mengikuti MUI dalam membatalkan Nasr
Hamid yang divonis murtad itu, asal program
pemurtadannya tetap jalan. Jadi kalau sudah
diikuti suara MUI kan sudah aman, pemurtadan
pun akan lebih lancar. Daripada ngotot
mempertahankan Nasr Hamid untuk bicara,
nanti malah pemurtadan sistematis lewat
hermeunetika dan pluralisme agama dalam
pendidikan tinggi Islam se-Indonesia diprotes
keras pula agar dibatalkan, lebih baik sedikit
mengalah, agar MUI dan lainnya mau diam.
Setelah itu program pemurtadan sistematis itu
tetap mereka langsungkan.
Tarik ulur dalam memelihara dan menjajakan
kesesatan ini tampaknya sudah menjadi
“pekerjaan” bagi para penyesat yang duduk di
sana. Tinggal setelah mereka dicabut nyawanya
oleh Malaikat Maut, baru tahu betapa pedihnya
siksa akibat kejahatan mereka secara sistematis
dan ramai-ramai merusak Islam lewat jalur
Islam itu.
Peringatan keras dari Allah Subhanahu wa Ta’ala
Peringatan Allah swt berikut ini perlu
direnungkan, untuk kembali ke jalan yang
benar.
ﻦﺒﺴﺤﺗ ﺎﻟﻭ
ﻪﻠﻟﺍ
ﺎﻤﻋ ﺎﻠﻓﺎﻏ
ﻞﻤﻌﻳ
ﻥﻮﻤﻟﺎﻈﻟﺍ
ﺎﻤﻧﺇ
ﻢﻫﺮﺧﺆﻳ
ﺺﺨﺸﺗ ﻡﻮﻴﻟ
ﻪﻴﻓ
ﺭﺎﺼﺑﺄﻟﺍ)42(
ﻦﻴﻌﻄﻬﻣ
ﻲﻌﻨﻘﻣ
ﺎﻟ ﻢﻬﺳﻭﺀﺭ
ﺪﺗﺮﻳ
ﻢﻬﻴﻟﺇ
ﻢﻬﻓﺮﻃ
ﻢﻬﺗﺪﺌﻓﺃﻭ
ﺀﺍﻮﻫ)43(
ﺭﺬﻧﺃﻭ
ﻡﻮﻳ ﺱﺎﻨﻟﺍ
ﻢﻬﻴﺗﺄﻳ
ﺏﺍﺬﻌﻟﺍ
ﻝﻮﻘﻴﻓ
ﻦﻳﺬﻟﺍ
ﺍﻮﻤﻠﻇ
ﺎﻨﺑﺭ
ﻰﻟﺇ ﺎﻧﺮﺧﺃ
ﺐﻳﺮﻗ ﻞﺟﺃ
ﻚﺗﻮﻋﺩ ﺐﺠﻧ
ﻊﺒﺘﻧﻭ
ﻞﺳﺮﻟﺍ
ﻢﻟﻭﺃ
ﺍﻮﻧﻮﻜﺗ
ﻦﻣ ﻢﺘﻤﺴﻗﺃ
ﻢﻜﻟ ﺎﻣ ﻞﺒﻗ
ﻝﺍﻭﺯ ﻦﻣ)44(
ﻲﻓ ﻢﺘﻨﻜﺳﻭ
ﻦﻛﺎﺴﻣ
ﻦﻳﺬﻟﺍ
ﺍﻮﻤﻠﻇ
ﻢﻬﺴﻔﻧﺃ
ﻢﻜﻟ ﻦﻴﺒﺗﻭ
ﺎﻨﻠﻌﻓ ﻒﻴﻛ
ﻦﻴﺒﺗﻭ ﻢﻬﺑ
ﻒﻴﻛ ﻢﻜﻟ
ﻢﻬﺑ ﺎﻨﻠﻌﻓ
ﺎﻨﺑﺮﺿﻭ
ﻢﻜﻟ
ﻝﺎﺜﻣﺄﻟﺍ)45(
ﺍﻭﺮﻜﻣ ﺪﻗﻭ
ﻢﻫﺮﻜﻣ
ﻪﻠﻟﺍ ﺪﻨﻋﻭ
ﻥﺇﻭ ﻢﻫﺮﻜﻣ
ﻢﻫﺮﻜﻣ ﻥﺎﻛ
ﻪﻨﻣ ﻝﻭﺰﺘﻟ
ﻝﺎﺒﺠﻟﺍ)46(
ﻦﺒﺴﺤﺗ ﺎﻠﻓ
ﻒﻠﺨﻣ ﻪﻠﻟﺍ
ﻪﻠﺳﺭ ﻩﺪﻋﻭ
ﻪﻠﻟﺍ ﻥﺇ
ﻭﺫ ﺰﻳﺰﻋ
ﻡﺎﻘﺘﻧﺍ)47(
ﻝﺪﺒﺗ ﻡﻮﻳ
ﺮﻴﻏ ﺽﺭﺄﻟﺍ
ﺽﺭﺄﻟﺍ
ﺕﺍﻮﻤﺴﻟﺍﻭ
ﺍﻭﺯﺮﺑﻭ
ﻪﻠﻟ
ﺪﺣﺍﻮﻟﺍ
ﺭﺎﻬﻘﻟﺍ)48(
ﻯﺮﺗﻭ
ﻦﻴﻣﺮﺠﻤﻟﺍ
ﺬﺌﻣﻮﻳ
ﻲﻓ ﻦﻴﻧﺮﻘﻣ
ﺩﺎﻔﺻﺄﻟﺍ)49(
ﻢﻬﻠﻴﺑﺍﺮﺳ
ﻥﺍﺮﻄﻗ ﻦﻣ
ﻰﺸﻐﺗﻭ
ﻢﻬﻫﻮﺟﻭ
ﺭﺎﻨﻟﺍ)50(
ﻱﺰﺠﻴﻟ
ﻞﻛ ﻪﻠﻟﺍ
ﺎﻣ ﺲﻔﻧ
ﻥﺇ ﺖﺒﺴﻛ
ﻊﻳﺮﺳ ﻪﻠﻟﺍ
ﺏﺎﺴﺤﻟﺍ)51(
Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad)
mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang
diperbuat oleh orang-orang yang zalim.
Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada
mereka sampai hari yang pada waktu itu mata
(mereka) terbelalak. Mereka datang bergegas-
gegas memenuhi panggilan dengan
mengangkat kepalanya, sedang mata mereka
tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong.
Dan berikanlah peringatan kepada manusia
terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab
kepada mereka, maka berkatalah orang-orang
yang zalim: 'Ya Tuhan kami, beri tangguhlah
kami (kembalikanlah kami ke dunia) walaupun
dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan
mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti
rasul-rasul'. (Kepada mereka dikatakan):
'Bukankah kamu telah bersumpah dahulu (di
dunia) bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa?
dan kamu telah berdiam di tempat-tempat
kediaman orang-orang yang menganiaya diri
mereka sendiri, dan telah nyata bagimu
bagaimana Kami telah berbuat terhadap mereka
dan telah Kami berikan kepadamu beberapa
perumpamaan?'
Dan sesungguhnya mereka telah membuat
makar yang besar padahal di sisi Allah-lah
(balasan) makar mereka itu. Dan sesungguhnya
makar mereka itu (amat besar) sehingga
gunung-gunung dapat lenyap karenanya.
Karena itu janganlah sekali-kali kamu mengira
Allah akan menyalahi janji-Nya kepada rasul-
rasul-Nya; sesungguhnya Allah Maha Perkasa,
lagi mempunyai pembalasan.(Yaitu) pada hari
(ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan
(demikian pula) langit, dan mereka semuanya
(di padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke
hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.
Dan kamu akan melihat orang-orang yang
berdosa pada hari itu diikat bersama-sama
dengan belenggu.
Pakaian mereka adalah dari pelangkin (ter) dan
muka mereka ditutup oleh api neraka, agar Allah
memberi pembalasan kepada tiap-tiap orang
terhadap apa yang ia usahakan. Sesungguhnya
Allah Maha cepat hisab-Nya. (QS. Ibrahim [14] :
42-51)
*Hartono Ahmad Jaiz dalam bukunya yang
berjudulNabi-Nabi Palsu dan Para Penyesat
Umat, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta 2008, dengan
ditambahi kejadian yang baru

Jumat, 18 Maret 2011

The Virgin dan Okultisme

Anda mungkin tahu dan sering melihat di
Televisi,atau mendengar grup band The Virgin,itu
loh, grup band yang terdiri dari dua pemudi
besutan Ahmad dhani.
Pernahkah anda memperhatikan gelang yang di
pakai oleh para personilnya ?
Dara sang vokal utama,dia mengenakan gelang
yang menyimbolkan okultisme,Okultisme adalah
kepercayaan terhadap hal-hal
supranatural seperti ilmu sihir. Kata "okultisme"
merupakan terjemahan dari bahasa Inggris,
occultism. Kata dasarnya, occult, berasal dari
bahasa Latin occultus ('rahasia') dan occulere
('tersembunyi'), yang merujuk kepada
pengetahuan yang rahasia dan tersembunyi' atau
sering disalah-artikan oleh masyarakat umum
sebagai pengetahuan supranatural'.
Mitha sang pemain gitar memakai gelang dengan
simbol crucifix atau salib simetris biara di
pakai oleh ksatria templar dan anggota
freemasonry.
Lalu mengapa mereka berdua memakai simbol
-simbol tersebut apakah hanya sekedar style atau
kah ada misi khusus dari sang Republik Cinta?

FAKTA DI BALIK REPUBLIK CINTA

Republik Cinta adalah buah pemikiran dari Ahmad
Dani, pentolan Grup band Dewa dan pendiri
Republik Cinta Managemen, yang telah banyak
mengorbitkan artis dan grup band terkenal.
Mengapa Dhani menamakannya Republik
Cinta,mengapa tidak yang lain.Ini bukan sekedar
nama,Dhani telah memikirkannya dengan penuh
kehati-hatian agar maksudnya tersembunyi,yaitu
pesan sekulerisme yang sejalan dengan pemikirin
kaum Illuminati yaitu "Do what thou wilt shall be
the whole of the
law"
"Love is the law, love under will"
"Invoke me under my stars! Love is the law, love
under will. Nor let the fools mistake love; for there
are love and love. There is the dove, and there is
the serpent. Choose ye well! He, my prophet,
hath chosen, knowing the law of the fortress, and
the great mystery of the House of God." Liber al
vel Legis 1:57
May you experience Light, Life, Love and Liberty ,
and may you accomplish the Great Work of
Thelema!

Rabu, 16 Maret 2011

Umar bin khatab dan Esbeye

Shalawat dan salam padamu ya Rasulullah SAW
Dengan akhlaqmu yang mulia yang dikaruniakan
Allah SWT, telah memberikan petunjuk
bagi seorang sahabatmu Umar bn Khatab RA yang
menjadi salah satu panutan umat ini diakhir
zaman.
Menjalankan Pemerintahan
Pada suatu hari, Amirul Mukminin Umar bin
Khattab r.a naik mimbar dan berkhutbah, “Wahai,
kaum muslimin! Apakah tindakanmu apabila aku
memiringkan kepalaku ke arah dunia seperti
ini ?” (lalu beliau memiringkan kepalanya). Seorang
sahabat menghunus pedangnya. lalu, sambil
mengisyaratkan gerakan memotong leher, ia
berkata, “Kami akan melakukan ini.” Umar
bertanya, “maksudmu, kau akan melakukannya
terhadapku?” Orang itu menjawab, “Ya!” lalu
Amirul Mukminin berkata, “Semoga Allah
memberimu rahmat! Alhamdulillah, yang telah
menjadikan di antara rakyatku orang apabila aku
menyimpang dia meluruskan aku. ”
Menentang Pemborosan
Umar bin Khattab r.a mendengar bahwa salah
seorang anaknya membeli cincin bermata seharga
seribu dirham. ia segera menulis surat teguran
kepadanya dengan kata-kata sebagai berikut: “Aku
mendengar bahwa engkau membeli cincin
permata seharga seribu dirham. Kalau hal itu
benar, maka segera juallah cincin itu dan gunakan
uangnya untuk mengenyangkan seribu orang
yang lapar, lalu buatlah cincin dari besi dan ukirlah
dengan kata-kata, “Semoga Allah merahmati orang
yang mengenali jati dirinya.”
Khalifah Umar Meminjam Uang
Pada suatu hari, Khalifah Umar bin Khattab r.a
membutuhkan uang untuk keperluan pribadi. ia
menghubungi Abdurrahman bin ‘Auf, sahabat
yang tergolong kaya, untuk meminjam uang 400
dirham. Abdurrahman bertanya, “mengapa
engkau meminjam dari saya? Bukankah kunci
baitul maal (kas negara) ada di tanganmu?
mengapa engkau tidak meminjam dari sana ?”
Umar r.a menjawab, Aku tidak mau meminjam
dari baitul maal. Aku takut pada saat maut
merenggutku, engkau dan segenap kaum
muslimin menuduhku sebagai pemakai uang baitul
maal. Dan kalau hal itu terjadi, di akhirat amal
kebajikanku pasti dikurangi. Sedangkan kalau aku
meminjam dari engkau, jika aku meninggal
sebelum aku melunasinya, engkau dapat menagih
utangku dari ahli warisku. ”
Umar Mengakui Kesalahan
Saat itu Umar bin Khattab r.a sedang berkhutbah,”
Jangan memberikan emas kawin lebih dari 40
uqiyah (1240 gram). Barangsiapa melebihkannya
maka kelebihannya akan kuserahkan ke baitul
maal. ” Dengan berani, seorang wanita
menjawab,”Apakah yang dihalalkan Allah akan
diharamkan oleh Umar? Bukankah Allah berfirman,
…… sedang kamu telah memberikan kepada
seseorang di antara mereka sejumlah harta, maka
janganlah kamu mengambil dari padanya
sedikitpun ………(An Nisaa’:20) Umar berkata,” Benar
apa yang dikatakan wanita itu dan Umar salah.”
Selama ini, kita hanya mengetahui bahwa hanya
ada dua sahabat Rasul yang benar-benar sangat
kaya, yaitu Abdurrahman bin Auf dan Ustman bin
Affan. Namun sebenarnya, sejarah juga sedikit
banyak seperti “mengabaikan” kekayaan yang
dipunyai oleh sahabat-sahabat yang lain.
Ingat perkataan Umar bin Khattab bahwa ia tak
pernah bisa mengalahkan amal sholeh Abu Bakar?
Itu artinya, siapapun tak bisa menandingi jumlah
sedekah dan infaqnya Abu Bakar As-Shiddiq.
Lantas, bagaimana dengan kekayaan Umar bin
Khattab sendiri? Khalifah setelah Abu Bakar itu
dikenal sangat sederhana. Tidur siangnya
beralaskan tikar dan batu bata di bawah pohon
kurma, dan ia hampir tak pernah makan kenyang,
menjaga perasaan rakyatnya. Padahal, Umar
adalah seorang yang juga sangat kaya.
Ketika wafat, Umar bin Khattab meninggalkan
ladang pertanian sebanyak 70.000 ladang, yang
rata-rata harga ladangnya sebesar Rp 160 juta —
perkiraan konversi ke dalam rupiah. Itu berarti,
Umar meninggalkan warisan sebanyak Rp 11,2
Triliun. Setiap tahun, rata-rata ladang pertanian saat
itu menghasilkan Rp 40 juta, berarti Umar
mendapatkan penghasilan Rp 2,8 Triliun setiap
tahun, atau 233 Miliar sebulan.
Umar ra memiliki 70.000 properti. Umar ra selalu
menganjurkan kepada para pejabatnya untuk tidak
menghabiskan gajinya untuk dikonsumsi.
Melainkan disisakan untuk membeli properti. Agar
uang mereka tidak habis hanya untuk dimakan.
Namun begitulah Umar. Ia tetap saja sangat
berhati-hati. Harta kekayaannya pun ia pergunakan
untuk kepentingan dakwah dan umat. Tak sedikit
pun Umar menyombongkan diri dan
mempergunakannya untuk sesuatu yang mewah
dan berlebihan.
Menjelang akhir kepemimpinan Umar, Ustman bin
Affan pernah mengatakan, “Sesungguhnya,
sikapmu telah sangat memberatkan siapapun
khalifah penggantimu kelak. ” Subhanallah! Semoga
kita bisa meneladani Umar bin Khattab. (sa/
berbagaisumber/Fikih Ekonomi Umar bin Al-
Khattab/khalifa)
Umar hidup seperti orang biasa dan setiap orang
bebas menanyakan tindakan-tindakannya. Suatu
ketika ia berkata: “Aku tidak berkuasa apa pun
terhadap Baitul Mal (harta umum) selain sebagai
petugas penjaga milik yatim piatu. Jika aku kaya,
aku mengambil uang sedikit sebagai pemenuh
kebutuhan sehari-hari. Saudara-saudaraku sekalian!
Aku abdi kalian, kalian harus mengawasi dan
menanyakan segala tindakanku. Salah satu hal
yang harus diingat, uang rakyat tidak boleh
dihambur-hamburkan. Aku harus bekerja di atas
prinsip kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. ”
Suatu kali dalam sebuah rapat umum, seseorang
berteriak: “O, Umar, takutlah kepada Tuhan.” Para
hadirin bermaksud membungkam orang itu, tapi
Khalifah mencegahnya sambil berkata: “Jika sikap
jujur seperti itu tidak ditunjukan oleh rakyat, rakyat
menjadi tidak ada artinya. Jika kita tidak
mendengarkannya, kita akan seperti mereka. ”
Suatu kebebasan menyampaikan pendapat telah
dipraktekan dengan baik.
Ketika berpidato suatu kali di hadapan para
gubernur, Khalifah berkata: “Ingatlah, saya
mengangkat Anda bukan untuk memerintah
rakyat, tapi agar Anda melayani mereka. Anda
harus memberi contoh dengan tindakan yang baik
sehingga rakyat dapat meneladani Anda. ”
Pada saat pengangkatannya, seorang gubernur
harus menandatangani pernyataan yang
mensyaratkan bahwa “Dia harus mengenakan
pakaian sederhana, makan roti yang kasar, dan
setiap orang yang ingin mengadukan suatu hal
bebas menghadapnya setiap saat. ” Menurut
pengarang buku Futuhul-Buldan, di masa itu dibuat
sebuah daftar barang bergerak dan tidak bergerak
begitu pegawai tinggi yang terpilih diangkat. Daftar
itu akan diteliti pada setiap waktu tertentu, dan
penguasa tersebut harus mempertanggung-
jawabkan terhadap setiap hartanya yang
bertambah dengan sangat mencolok. Pada saat
musim haji setiap tahunnya, semua pegawai tinggi
harus melapor kepada Khalifah. Menurut penulis
buku Kitab ul-Kharaj, setiap orang berhak
mengadukan kesalahan pejabat negara, yang
tertinggi sekalipun, dan pengaduan itu harus
dilayani. Bila terbukti bersalah, pejabat tersebut
mendapat ganjaran hukuman.
Muhammad bin Muslamah Ansari, seorang yang
dikenal berintegritas tinggi, diangkat sebagai
penyelidik keliling. Dia mengunjungi berbagai
negara dan meneliti pengaduan masyarakat. Sekali
waktu, Khalifah menerima pengaduan bahwa Sa’ad
bin Abi Waqqash, gubernur Kufah, telah
membangun sebuah istana. Seketika itu juga Umar
memutus Muhammad Ansari untuk menyaksikan
adanya bagian istana yang ternyata menghambat
jalan masuk kepemukiman sebagian penduduk
Kufah. Bagian istana yang merugikan kepentingan
umum itu kemudian dibongkar. Kasus pengaduan
lainnya menyebabkan Sa ’ad dipecat dari
jabatannya.
Seorang sejarawan Eropa menulis dalam The
Encyclopedia of Islam: “Peranan Umar sangatlah
besar. Pengaturan warganya yang non-Muslim,
pembentukan lembaga yang mendaftar orang-
orang yang mendapat hak untuk pensiun tentara
(divan), pengadaan pusat-pusat militer (amsar)
yang dikemudian hari berkembang menjadi kota-
kota besar Islam, pembentukan kantor kadi (qazi),
semuanya adalah hasil karyanya. Demikian pula
seperangkat peraturan, seperti sembahyang
tarawih di bulan Ramadhan, keharusan naik haji,
hukuman bagi pemabuk, dan hukuman
pelemparan dengan batu bagi orang yang
berzina. ”
khalifah menaruh perhatian yang sangat besar
dalam usaha perbaikan keuangan negara, dengan
menempatkannya pada kedudukan yang sehat. Ia
membentuk “Diwan” (departemen keuangan) yang
dipercayakan menjalankan administrasi
pendapatan negara.
Pendapatan persemakmuran berasal dari sumber :
Zakat atau pajak yang dikenakan secara bertahap
terhadap Muslim yang berharta. Kharaj atau pajak
bumi Jizyah atau pajak perseorangan. Dua pajak
yang disebut terakhir, yang membuat Islam
banyak dicerca oleh sejarawan Barat, sebenarnya
pernah berlaku di kerajaan Romawi dan Sasanid
(Parsi). Pajak yang dikenakan pada orang non
Muslim jauh lebih kecil jumlahnya dari pada yang
dibebankan pada kaum Muslimin. Khalifah
menetapkan pajak bumi menurut jenis
penggunaan tanah yang terkena. Ia menetapkan 4
dirham untuk satu Jarib gandum. Sejumlah 2
dirham dikenakan untuk luas tanah yang sama tapi
ditanami gersb (gandum pembuat ragi). Padang
rumput dan tanah yang tidak ditanami tidak
dipungut pajak. Menurut sumber-sumber sejarah
yang dapat dipercaya, pendapatan pajak tahunan
di Irak berjumlah 860 juta dirham. Jumlah itu tak
pernah terlampaui pada masa setelah wafatnya
Umar.
Ia memperkenalkan reform (penataan) yang luas di
lapangan pertanian, hal yang bahkan tidak terdapat
di negara-negara berkebudayaan tinggi di zaman
modern ini. Salah satu dari reform itu ialah
penghapusan zamindari (tuan tanah), sehingga
pada gilirannya terhapus pula beban buruk yang
mencekik petani penggarap. Ketika orang Romawi
menaklukkan Syria dan Mesir, mereka menyita
tanah petani dan membagi-bagikannya kepada
anggota tentara, kaum ningrat, gereja, dan
anggota keluarga kerajaan.
Sejarawan Perancis mencatat: “Kebijaksanaan
liberal orang Arab dalam menentukan pajak dan
mengadakan land reform sangat banyak
pengaruhnya terhadap berbagai kemenangan
mereka di bidang kemiliteran. ”
Ia membentuk departemen kesejahteraan rakyat,
yang mengawasi pekerjaan pembangunan dan
melanjutkan rencana-rencana. Sejarawan terkenal
Allamah Maqrizi mengatakan, di Mesir saja lebih
dari 20.000 pekerja terus-menerus dipekerjakan
sepanjang tahun. Sejumlah kanal di bangun di
Khuzistan dan Ahwaz selama masa itu. Sebuah
kanal bernama “Nahr Amiril Mukminin,” yang
menghubungkan Sungai Nil dengan Laut Merah,
dibangun untuk menjamin pengangkutan padi
secara cepat dari Mesir ke Tanah Suci.
Selama masa pemerintahan Umar diadakan
pemisahan antara kekuasaan pengadilan dan
kekuasaan eksekutif. Von Hamer mengatakan,
“Dahulu hakim diangkat dan sekarang pun masih
diangkat. Hakim ush-Shara ialah penguasa yang
ditetapkan berdasarkan undang-undang, karena
undang-undang menguasai seluruh keputusan
pengadilan, dan para gubernur dikuasakan
menjalankan keputusan itu. Dengan demikian
dengan usianya yang masih sangat muda, Islam
telah mengumandangkan dalam kata dan
perbuatan, pemisahan antara kekuasaan
pengadilan dan kekuasaan eksekutif. ” Pemisahan
seperti itu belum lagi dicapai oleh negara-negara
paling maju, sekalipun di zaman modern ini.
Umar sangat tegas dalam penegakan hukum yang
tidak memihak dan tidak pandang bulu. Suatu
ketika anaknya sendiri yang bernama Abu
Syahma, dilaporkan terbiasa meminum khamar.
Khalifah memanggilnya menghadap dan ia sendiri
yang mendera anak itu sampai meninggal. Cemeti
yang dipakai menghukum Abu Syahma
ditancapkan di atas kuburan anak itu.
Kebesaran Khalifah Umar juga terlihat dalam
perlakuannya yang simpatik terhadap warganya
yang non Muslim. Ia mengembalikan tanah-tanah
yang dirampas oleh pemerintahan jahiliyah kepada
yang berhak yang sebagian besar non Muslim. Ia
berdamai dengan orang Kristen Elia yang
menyerah. Syarat-syarat perdamaiannya ialah:
“ Inilah perdamaian yang ditawarkan Umar, hamba
Allah, kepada penduduk Elia. Orang-orang non
Muslim diizinkan tinggal di gereja-gereja dan
rumah-rumah ibadah tidak boleh dihancurkan.
Mereka bebas sepenuhnya menjalankan ibadahnya
dan tidak dianiaya dengan cara apa pun. ” Menurut
Imam Syafi’i ketika Khalifah mengetahui seorang
Muslim membunuh seorang Kristen, ia
mengijinkan ahli waris almarhum menuntut balas.
Akibatnya, si pembunuh dihukum penggal kepala.
Khalifah Umar juga mengajak orang non Muslim
berkonsultasi tentang sejumlah masalah
kenegaraan. Menurut pengarang Kitab al-Kharaj,
dalam wasiatnya yang terakhir Umar
memerintahkan kaum Muslimin menepati
sejumlah jaminan yang pernah diberikan kepada
non Muslim, melindungi harta dan jiwanya,
dengan taruhan jiwa sekalipun. Umar bahkan
memaafkan penghianatan mereka, yang dalam
sebuah pemerintahan beradab di zaman sekarang
pun tidak akan mentolerirnya. Orang Kristen dan
Yahudi di Hems bahkan sampai berdoa agar orang
Muslimin kembali ke negeri mereka. Khalifah
memang membebankan jizyah, yaitu pajak
perlindungan bagi kaum non Muslim, tapi pajak itu
tidak dikenakan bagi orang non Muslim, yang
bergabung dengan tentara Muslimin.
Khalifah sangat memperhatikan rakyatnya,
sehingga pada suatu ketika secara diam-diam ia
turun berkeliling di malam hari untuk menyaksikan
langsung keadaan rakyatnya. Pada suatu malam,
ketika sedang berkeliling di luar kota Madinah, di
sebuah rumah dilihatnya seorang wanita sedang
memasak sesuatu, sedang dua anak perempuan
duduk di sampingnya berteriak-teriak minta
makan. Perempuan itu, ketika menjawab Khalifah,
menjelaskan bahwa anak-anaknya lapar,
sedangkan di ceret yang ia jerang tidak ada apa-
apa selain air dan beberapa buah batu. Itulah
caranya ia menenangkan anak-anaknya agar
mereka percaya bahwa makanan sedang
disiapkan. Tanpa menunjukan identitasnya,
Khalifah bergegas kembali ke Madinah yang
berjarak tiga mil. Ia kembali dengan memikul
sekarung terigu, memasakkannya sendiri, dan
baru merasa puas setelah melihat anak-anak yang
malang itu sudah merasa kenyang. Keesokan
harinya, ia berkunjung kembali, dan sambil
meminta maaf kepada wanita itu ia meninggalkan
sejumlah uang sebagai sedekah kepadanya.
Khalifah yang agung itu hidup dengan cara yang
sangat sederhana. Tingkat kehidupannya tidak lebih
tinggi dari kehidupan orang biasa. Suatu ketika
Gubernur Kufah mengunjunginya sewaktu ia
sedang makan. Sang gubernur menyaksikan
makanannya terdiri dari roti gersh dan minyak
zaitun, dan berkata, “Amirul mukminin, terdapat
cukup di kerajaan Anda; mengapa Anda tidak
makan roti dari gandum ?” Dengan agak
tersinggung dan nada murung, Khalifah bertanya,
“ Apakah Anda pikir setiap orang di kerajaanku
yang begitu luas bisa mendapatkan gandum?”
“Tidak,” Jawab gubernur. “Lalu, bagaimana aku
dapat makan roti dari gandum? Kecuali bila itu bisa
dengan mudah didapat oleh seluruh rakyatku. ”
Tambah Umar.
Dalam kesempatan lain Umar berpidato di hadapan
suatu pertemuan. Katanya, “Saudara-saudara,
apabila aku menyeleweng, apa yang akan kalian
lakukan ?” Seorang laki-laki bangkit dan berkata,
“Anda akan kami pancung.” Umar berkata lagi
untuk mengujinya, “Beranikah anda mengeluarkan
kata-kata yang tidak sopan seperti itu kepadaku?”
“Ya, berani!” jawab laki-laki tadi. Umar sangat
gembira dengan keberanian orang itu dan berkata,
“ Alhamdulillah, masih ada orang yang seberani itu
di negeri kita ini, sehingga bila aku menyeleweng
mereka akan memperbaikiku. ”
Sejarawan Kristen Mesir, Jurji Zaidan terhadap
prestasi Umar berkomentar: “Pada zamannya,
berbagai negara ia taklukkan, barang rampasan
kian menumpuk, harta kekayaan raja-raja Parsi
dan Romawi mengalir dengan derasnya di
hadapan tentaranya, namun dia sendiri
menunjukkan kemampuan menahan nafsu
serakah, sehingga kesederhanaannya tidak pernah
ada yang mampu menandingi. Dia berpidato di
hadapan rakyatnya dengan pakaian bertambalkan
kulit hewan. Dia mempraktekkan satunya kata
dengan perbuatan. Dia mengawasi para gubernur
dan jenderalnya dengan cermat dan dengan
cermat pula menyelidiki perbuatan mereka. Bahkan
Khalid bin Walid yang perkasa pun tidak terkecuali.
Dia berlaku adil kepada semua orang, dan bahkan
juga bagi orang non-Muslim. Selama masa
pemerintahannya, disiplin baja diterapkan secara
utuh. ”
Hendaknya para pemimpin negeri ini bisa
mencontoh Umar bin Khattab dalam memimpin
negeri ini. Mengedepankan kepentingan
masyarakat luas daripada kepentingannya sendiri
maupun golongannya. Menjadi pimpinan yang
benar-benar bertanggungjawab terhadap yang
dipimpinnya.
Tulisan ini bukan untuk meyudutkan seseorang
hanya sebagai pembanding untuk mengoreksi diri
khususnya diri ana pribadi,Semoga bermanfaat